Selasa, 04 September 2012

Tak Ada Seks Yang 100% Aman?

Beberapa dekade terakhir, banyak sekali pemaparan bahwa seks yang tidak aman meningkat dari angka ke angka.
Tentu berbeda sensasi yang ditimbulkan pada saat memakai kontrasepsi dibanding tidak memakai kondom dalam hubungan senggama. Tapi, perlu kita sadari akan pentingnya arti kesehatan.
Tak bisa dipungkiri, bahwa kenyataannya memang tidak ada seks yang aman 100%. Namun satu-satunya cara yaitu kita hanya bisa melakukan seks dengan aman.
  • Coitus Interruptus
Yaitu menarik Mr. P sebelum pria mencapai orgasme, agar cairan sperma tidak masuk kedalam Miss V. Cara ini sudah populer sejak jaman dahulu.
Tetapi beberapa cairan mani yang keluar pada saat ereksi juga dapat membawa sperma dan infeksi, terutama HIV. Gel spermisida tidak bisa membunuh virus sehingga rentan terhadap IMS dan HIV.
  • Oral seks
Oral seks dinilai relatif lebih aman. Beberapa studi tertentu menunjukkan bahwa glikoprotein yang ada pada air liur dapat menghentikan infeksi HIV.
Virus HIV terlalu lemah untuk bertahan di lambung. Sehingga pada saat aktifitas menelan sperma atau cairan vagina, tidak ada dampak yang buruk.
Namun, yang namanya manusia kadang tidak menyadari luka ringan di dalam mulutnya, terutama gusi. Sehingga memungkinkan virus akan merambati aliran darah yang masuk dalam luka tersebut.
  • Anal seks
Beginipun tak aman. Rongga dubur manusia dipagari dengan dinding tipis yang berfungsi untuk menyerap cairan asing dan memudahkan menangkap infeksi yang masuk.
Apabila saraf rangsangan anal seks tidak mengendurkan otot, maka cedera dan perdarahan akan mungkin terjadi. Ini artinya membuka kemungkinan untuk terserang infeksi.
Oleh sebab itu ada alasan besar mengapa kondom sangat dianjurkan. Dalam kasus anal seks, pasangan yang aktif menjadi terkena diare, hepatitis varietas (yang berbeda) termasuk tipe C serta E Coli.
  • Eksternal Seks
Pilihan ini mungkin yang paling aman. Berciuman, masturbasi, pijat erotis, foreplay dan menggosok kelamin bersama-sama dapat memberikan kenikmatan tanpa resiko.
Namun tidak 100% aman. Ternyata jenis seks ini masih rentan terhadap infeksi kulit yang ditimbulkan melalui cairan.

Perlu dipahami bahwa kondom merupakan alat yang efektif terhadap HIV dan infeksi lainnya. Bijaksanalah dalam bertindak, membaca berbagai aktivitas seksual dan risiko pada setiap partner/pasangan kita.
Maka dari itu, jika anda tidak yakin pada konsekuensi yang nanti akan ditanggung, lebih baik konsultasikan ke pakarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar