Luis Cuevas dan rekan-rekannya menemukan cara terbaru mendiagnosa
penyakit TBC. Peneliti dari WHO dan Universitas Liverpool di Inggris
itu, mendapatkan cara mendiagnosa dengan lebih efisien dari sebelumnya.
Penelitian ini dilakukan di Eithopia, Nepal, Nigeria dan Yaman.
Pada metode konvensional, pengecekan bakteri
TBC dilakukan dengan mengumpulkan dahak penderita selama tiga hari
berturut-turut. Sampel pertama dilakukan di klinik, dan hari berikutnya
di rumah, dan yang ketiga pasien kembali ke klinik. Dahak tersebut
didiagnosa menggunakan mikroskop untuk menentukan positif tidaknya
terserang TBC.
Sedangkan pada temuan Cuevas, sampel dahak pertama dan kedua diambil
pada hari yang sama. Sampel kedua dilakukan satu jam setelah sampel
pertama diambil. Sampel ketiga dilakukan keesokan hari. Cara baru ini
akan menghasilkan output yang sama dengan cara sebelumnya.
Pengambilan sampel pertama dan dan kedua di hari yang sama ini mampu
mendeteksi kebanyakan pasien yang positif terkena TBC. Ketika dua sampel
dikumpulkan pada hari yang sama, hasilnya lebih akurat.
“Yang sering kita lihat adalah sulitnya akses untuk mendiagnosa TBC
menjadi penghalang untuk mengobatinya. Jadi, diagnosa yang cepat
sangat penting untuk memudahkan pengobatan,” kata Cuevas seperti dikutip
VOA News.
Penemuan ini akan membantu banyak pasien
yang rumahnya jauh dari fasilitas kesehatan. Mereka cukup datang ke
klinik sekali saja untuk melakukan pengambilan dua sampel dahak di hari
yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar