Jumat, 07 September 2012

Sunat Menjadi “Vaksin” Pencegah HIV/AIDS

Di Indonesia, tradisi khitan atau sunat sudah menjadi bagian dari kebiasaan masyarakat. Bahkan, dianggap tabu jika ada orang dewasa ternyata belum disunat kemaluannya. Sunat, atau dalam bahasa medisnya disebut sirkumsisi, adalah pemotongan sedikit kulup yang ada di kemaluan pria. Dalam Islam, setiap pemeluk laki-laki wajib melakukan sunat.
Temuan baru menyatakan, sunat mampu mengurangi risiko penularan penyakit HIV/AIDS sampai 60 persen. Pada ujicoba di Kenya, Uganda, dan Afrika Selatan di tahun 2006, penularan HIV bisa ditekan sampai separuhnya dengan sunat. Sunat ibarat memberikan “vaksin” dengan jalan operasi kecil. Biayanya murah dan berlangsung cukup cepat.
“Sunat merupakan pencegahan yang sederhana, murah, hanya memakan waktu 20 menit dan dilakukan sekali seumur hidup,” ujar David Lewis dari University of the Witwatersrand, Afrika Selatan.
Keefektivan sunat ini lantas menjadi bagian dalam kampanye kesehatan di negera-negara sub-Afrika. Di sana ada 33 juta jiwa yang sepertiganya pengidap HIV/AIDS. Informasi dari Badan Dunia Pencegahan AIDS mengatakan, lebih dari 13 negara saat ini telah melakukan lebih dari 175 ribu prosedur sirkumsisi pertengahan 2010 lalu.
Meski sudah disunat, bukan berarti bebas melakukan seks bebas. Seks seperti itu tetap berisiko menularkan HIV/AIDS. Tetap lakukan seks aman dan setia dengan pasangan Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar