Senyuman itu ternyata membawa kebaikan. Aktivitas ini bukan hanya
menyunggingkan ujung bibir ke atas. Setelah diteliti, senyuman mampu
membangkitkan energi bawah sadar manusia. Jika dilakukan dengan tulus,
maka orang yang tersenyum seakan melihat dunia ini serasa lebih terang.
Adalah Marianne La France, profesor ilmu psikologi dari Yale
University, yang meneliti seluk beluk senyuman. Dia meneliti senyum
dilihat dari ilmu biologi dan antropologi. Dalam bukunya, Lip Service,
dibeberkannya beberapa fakta tentang senyuman yang ditemukannya.
Saat seseorang tersenyum, biasanya itu akan mengundang lawan
bicaranya juga turut tersenyum. Bentuk senyuman tersebut akan
menyenangkan hati kedua belah pihak. Di sini, seolah ada transfer
perasaan senang dari satu orang kepada orang lain.
Senyum tulus dan palsu bisa dengan mudah dibedakan. Cukup amati otot
mukanya (orbicularis oculi). Orang yang benar-benar senyum dengan
tulus, ada kontraksi di sekitar mata. Kalau otot mukanya cenderung diam,
maka dia memalsukan senyumannya. Kedua jenis senyuman ini dibedakan
dengan jalur syaraf yang berbeda.
Dalam penelitian yang dilakukan pada 230 pemain baseball terkait
senyuman, didapatkan hasil, bahwa orang yang sering tersenyum dengan
lepas mempunyai harapan hidup 4,9 tahun lebih lama dari yang sedikit
tersenyum. Dan, mereka juga memiliki harapan hidup tujuh tahun lebih
lama dari yang tidak pernah tersenyum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar