Jumat, 07 September 2012

Mengelola Stres Dapat Memperlambat Kebotakan

Kebotakan bukan penyakit. Kebanyakan, pencetus terjadinya kebotakan adalah faktor genetik atau keturunan. Seseorang bisa saja mengalami kebotakan di usia tua, bahkan muda sekali pun. Apalagi, jika ada anggota keluarga memiliki kebotakan, bisa jadi anak cucunya juga ada yang mengalaminya. Setidaknya, 80 persen kebotakan itu dipicu oleh faktor keturunan.
Hal tersebut dikemukakan Rick Guttridge dari lembaga Alpecine. Dia mengatakan, kebotakan itu tidak ada obatnya. Sedangkan, alopecia androgenic merupakan bentuk umum kebotakan yang sering terjadi. Penyebabnya adalah kondisi genetik.
Hormon testosteron memegang peranan penting pada kebotakan. Jika seseorang kekurangan testosteron, maka kantong rambut lebih mudah tergerus. Akibatnya, rambut cepat rusak dan mengalami kerontokan lebih cepat.
Gaya hidup juga dituding sebagai salah satu katalisnya. Tingkat stres yang tinggi menyebabkan kebotakan berlangsung lebih cepat dari sewajarnya. Biasanya seseorang mengalami stres tinggi di usia 20 dan 30-an, dan usia 40 dan 50-an. “Ini lantaran tingkat stres yang kita alami sangat tinggi, dengan krisis hidup yang berlebihan,” papar Guttride.
Guttride menyarankan, meski mungkin kebotakan akan dialami pada usia muda atau paruh baya, sebaiknya tetap kelola stres dengan baik agar kebotakan tidak berlangsung lebih cepat dari “jadwal” seharusnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar