Bekam adalah metode pengobatan yang kadang masih kontroversial dalam
medis modern. Proses terapi bekam memang berbeda dengan gaya medis
konvensional yang lebih menawarkan pemberian obat-obatan farmasi,
injeksi, atau bedah dengan peralatan serba wah.
Dalam bekam, terjadi penghisapan darah kotor dengan memakai alat
cupping. Terapi ini telah dikenal sejak zaman Nabi Muhammad. Ini yang
lain dari gaya pengobatan medis modern.
Munculnya darah kotor dalam tubuh manusia disebabkan paparan berbagai
zat yang meracuni darah. Zat tersebut bisa berupa asap kendaraan, asap
rokok, makanan,
atau minuman tercemar radikal bebas. Efeknya, tubuh merasa sering
capek, mudah lelah, masuk angin, dan keluhan lainnya. Kalau racun-racun
tersebut tidak dikeluarkan, maka berpotensi munculnya berbagai penyakit di tubuh.
Bekam menjadi alternatif pengobatan. “Bekam dapat mengobati diabetes,
gangguan peredaran darah, penyempitan pembuluh jantung, paru-paru, dan
penyakit lain,” ujar Wahyudi Widada SpK, MKed, alumnus mahasiswa S2
bidang llmu Kedokteran Dasar (Patobiologi) Program Pascasarjana
Universitas Airlangga, seperti dikutip TribunNews.
Darah yang keluar dari alat cupping bekam adalah darah yang rusak.
Darah ini berpotensi untuk mengganggu kesehatan manusia. Saat darah
terpapar radikal bebas, kemampuannya untuk mengangkut oksigen menjadi
berkurang. Suplai oksigen ke berbagai jaringan tubuh akan terganggu.
Bekam mampu melakukan proses regenerasi darah merah agar dapat berfungsi
normal kembali dalam menyalurkan oksigen.
Berbekam sacara teratur sangat dianjurkan bagi orang yang tidak
berpantangan dengan bekam. “Fungsi organ akan kembali ke fungsi yang
optimal dan terbebas dari segala macam penyakit. Ini sesuai dengan
perintah Nabi bahwa bekam bisa menyembuhkan segala jenis penyakit,” ujar
Wahyudi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar